Cari Blog Ini

Sabtu, 12 Maret 2011

Putri Tunggal Pegawai Dispora Dibunuh


Sidoarjo. Indira Santifana (25), warga perumahan Sidokare Indah Desa Sidokare Sidoarjo blok GG nomor 23, putri tunggal pasangan pegawai setingkat kasi di Dispora Pempreov Jatim Sutadji (52) dan Raden Dwi Mayati Dinta Diawan (50), warga Jl Terong 16 Tambaksari, ditemukan tewas dengan muka tertutup bantal penuh bercak darah.
Indira yang biasa dipanggil Ifa semasa kecilnya tinggal bersama neneknya, di Jl Nangka 34 Tambaksari ini.  Di tubuh Ifa ditemukan ada luka sayatan di bagian leher, pendarahan di bagian belakang kepala serta adanya bercak darah di bantal penutup wajah korban. Dugaan kuat, gadis yang bekerja dibagian akunting di Mandala Finasial Jl Raya Jenggolo ini tewas dibunuh.
Keterangan yang dihimpun, sekitar pukul 18.30 WIB kemarin (10/03) Ifa diketahui pulang dari tempat kerjanya dengan membonceng temannya. Dalam perjalanan, Ifa sempat bercerita kepada temannya bila buru-buru pulang karena janjian dengan salah seorang temannya di rumah. "Saat dibonceng, korban ngomong mau ketemu sama orang di rumahnya," ucap Kasatreskrim Polres Sidoarjo AKP Ernesto Saiser.
Sekitar pukul 22.00 WIB, demikian pengakuan satpam setempat Juhari (35), warga Banjarpoh, melihat ada dua pria bertamu ke rumah Ifa, yang tinggal sendirian itu. Satpam sempat curiga ketika tengah malam, mendapati motor Supra X milik Ifa masih berada di depan rumah. Juhari juga melihat lampu ruang tamu padam. Maka, diapun mengetuk pintu pagar rumah Ifa. Tapi tanpa sahutan dari dalam rumah.
Juhari mengintip, dia melihat Ifa tergeletak di ruang tamu. Takut ada sesuatu, Juhari memanggil warga sekitar. Mereka bersama masuk pagar dan akhirnya melihat Ifa bersimbah darah. Tentu ini sangat mengejutkan warga. “Sebab, Ifa dikenal baik oleh warga sekitar,” kata Ketua RT34 RW10 Uus Suganda.
Wargapun segera melapor ke polisi. Aparat yang melakukan olah TKP belum mengetahui motif pembunuhan, karena tidak ada satupun barang milik Ifa yang hilang. Hanya sebuah handphone milik korban yang hingga kini tidak diketahui keberadaannya. “Kita masih menyelidiki dan menunggu hasil otopsi dari Rs Bhayangkara Polda Jatim,” kata Ernesto.
Sementara orangtua Ifa sangat terpukul. Sang ibu, Dini, tak bisa membendung air matanya, dan tak mampu berbicara. “Memang dua bulan lalu, ada lelaki yang main ke Sidoarjo, dan lelaki itu diajak ke Surabaya. Lelaki itu diam saja, dan gelagatnya dibuat-buat. Yang pasti, setelah anak saya mengenal laki-laki, uang tabungannya semakin menipis,” kata Sutadji.
Dua hari lalu, Ifa sempat pulang ke rumah orangtua. Tapi dia tak cerita apapun. Ifa langsung masuk kamar, melihat televisi dan mendengarkan musik. Di mata Sutadji, anaknya memang cukup pendiam dan jarang bercerita kalau terkena masalah. Jadi, perilaku dua hari lalu itu, dianggap biasa saja. Ifa, menurut sang bapak, biasa bercerita kepada temannya yang ada di luar kota. “Tadi malam, ibu ada firasat tak bisa tidur. Padahal, tanggal 19 Maret ini dia akan ulang tahun, dan persiapannya sudah matang,” tutur Sutadji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar